Ketua Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru atau SNPMB, Mochamad Ashari, mengatakan pihaknya telah menyiapkan strategi guna mencegah terjadinya kecurangan ketika Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) berlangsung.
Ia menegaskan apabila ditemukan tindak kecurangan yang dilakukan peserta maupun pihak manapun, pelaku akan diserahkan ke aparat penegak hukum.
“Setiap kecurangan akan kami tindaklanjuti dengan kami serahkan ke aparat penegak hukum,” ujar Ashari dalam konferensi pers pengumuman jadwal SNPMB 2023 yang disiarkan daring pada Kamis, 1 Desember 2022.
Proses kecurangan, kata Ashari, bisa saja terjadi dalam berbagai bentuk seperti peserta seleksi meminta bantuan kepada orang di dalam maupun di luar ruangan.
Dalam kasus tersebut, biasanya peserta menggunakan alat komunikasi kecil untuk terhubung dengan orang luar.
Selain itu, contoh kecurangan lainnya yakni dengan menggunakan joki.
Hal itu untuk menggantikan peserta dengan orang lain yang dapat mengisi soal SNBT.
Tindakan tersebut, kata Ashari, biasanya dilakukan dengan mengganti foto peserta yang semestinya mengikuti seleksi dengan foto joki.
“Selalu saja ada potensi kecurangan, ini yang kami sayangkan,” ucapnya.
Untuk mencegah hal tersebut, Ashari mengatakan ada dua langkah yang dilakukan pihaknya.
Pertama adalah dengan membuat soal berbeda antarpeserta.
“Antisipasi yang sudah dilakukan adalah membuat soal itu berbeda.
Di dalam ruangan itu sudah beda apalagi beda sesi, tidak akan sama, tidak akan terulang soal hari ini pada soal keesokannya atau pada soal di gelombang kedua,” ujarnya.
Antisipasi kedua adalah melakukan penerapan standar operasional prosedur (SOP) yang ketat dengan cara pemeriksaan secara fisik, mencocokkan identitas, memeriksa kemungkinan peralatan-peralatan yang ditaruh di telinga atau masker.
Ia juga menyebutkan ada beberapa pelaksanaan SNBT yang sudah banyak menggunakan detektor, hanya saja ia menyampaikan bahwa penyediaan alat detektor tidak mudah untuk didapatkan di setiap lokasi pelaksanaan SNBT 2023.
Zahrani Jati Hidayah